Langsung ke konten utama

Pecel Rangkulan Kroya

Kapan pedagang pecel menjadi ”bumbu” keramaian di Stasiun Kroya, Cilacap, Jawa Tengah? Entahlah. Namun, diyakini, mereka ada sejak Stasiun Kroya beroperasi tahun 1887. Sejatinya, pecel adalah makanan khas warga Kroya. Dan, jangan terheran-heran dengan istilah ”pecel rangkulan” karena rangkulan adalah akronim dari uRANG (rempeyek udang), seKUl (nasi), dan keLAN (sayur).
Lebar Atmojo (77), seorang pensiunan pegawai PT Kereta Api di Stasiun Kroya, punya cerita soal pecel kroya. ”Kepala saya pernah dijendul (didorong) tentara Jepang gara-gara minta duit. Tentara itu tak mau bayar pecel,” kata Lebar, Senin (23/8).
Pada hari itu, Lebar Atmojo berusia 10 tahun. Tiap hari dia membantu Yamini, neneknya, jualan pecel. Diakuinya, masa pendudukan Jepang merupakan masa tersulit sebab banyak dagangan pecel dirampas.
Namun, setelah kemerdekaan, pedagang pecel kembali banyak. Dulu, kata Lebar, Stasiun Kroya malah seperti pasar. ”Apalagi waktu sepurnya (lokomotif) masih uap. Lama berhentinya karena harus isi arang. Penumpang pun turun beli pecel,” kata dia.
Umumnya, pedagang pecel rangkulan adalah ibu-ibu usia 30-an tahun. Dagangan disunggi di atas kepala atau dijinjing di pinggang. Aneka makanan itu ditempatkan dalam tampah, ember, dan panci (tempat sayur).
Laiknya pecel, komposisi utamanya sayuran diimbuhi sambal kacang. Namun, kekhasan pecel kroya adalah kecombrang atau honje (Etlingera elatior): sayuran dari sejenis tumbuhan rempah. Warnanya putih, kadang merah muda, wangi dengan rasa manis asam kenyal. ”Karena kecombrang, orang ingat pecel kroya,”. Pecel kroya dijual Rp 3.000 per pincuk (piring daun pisang). Cukup menambah Rp 1.000, sudah didapatkan pecel kroya komplet dengan rempeyek udang. ”Lauk ayam goreng juga ada, tapi harganya jadi Rp 5.000,” 
Banyaknya pedagang pecel tidak lepas dari padatnya lalu lintas kereta di Kroya. Sejak tahun 1916, stasiun ini menjadi titik temu jalur rel Bandung-Yogyakarta-Surabaya dengan Jakarta-Cirebon-Yogyakarta-Surabaya.
Tingginya minat masyarakat Cilacap terhadap kereta itulah yang membuat pecel kroya tetap bertahan sebagai menu khas.
Meskipun kini di area stasiun mulai bermunculan kedai-kedai masakan masa kini, pecel kroya dan romantismenya belum lekang. Mari para pemudik, silakan singgah di Stasiun Kroya.

Komentar

  1. kangen kroya hiks..hiks...apalagi pecelnya...nyandu sekali

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas kunjungannya ya.. maaf baru sempat on

      Hapus
  2. Bacanya sambil membayangkan betapa nikmatnya pecel dan peyek udang khas kroya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya itu, sekarang udah jarang pecel yang enak Bu..

      Hapus
    2. mari silahkan yang kangen sama pecel kroya bisa minta di Resto kereta sekarang sudah ada...

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penipuan PT.ITK (Inti Tama Karsa)

Menarik memang kalau dengar PT satu ini,Saya pernah punya pengalaman yang menarik dengan PT ini. Jika kita mencari dengan keyword PT Inti Tama Karsa maka akan muncul tampilan seperti ini : PT. ITK Ini adalah nama yang sangat sakral bila kita cari dipencarian Google. Saya akan bercerita tentang sedikit pengalaman saya dengan PT ini. Dulu pada saat saya baru lulus kuliah, Saya memberanikan diri untuk mengadu nasib di Jakarta, dan di sana saya tinggal bersama Ayah. Singkat cerita saya melamar kerja melalui internet dimana saya menemukan sebuah nama PT yang sudah besar dan terkenal. Melihat ada kesempatan berkarir disebuah perusahaan besar maka saya pun mendaftar dengan harapan mendapatkan panggilan. Ya benar saja! sehari setelah melakukan pendaftaran saya mendapatkan SMS untuk mengikuti interview. Anehnya panggilan itu dikirimkan melalui sms dengan deskripsi lokasi yang belibet. dari sini ke sini dari sini ke mari.. Pada pagi harinya pun saya datang untuk mengikuti intervi

Pronamadu Penipuan atau Bukan?

PRONAMADU PENIPUAN ATAU BUKAN? Saat ini sedang hangat-hangatnya tentang munculnya lembaga independent non Pemerintah, non politik yang bernama Pronamadu (Program Nasional Masyarakat Terpadu). Lembaga ini didirikan oleh “Bunda” RA Amalia Ratna Ayu. Saya sendiri tidak tau siapa dia bagaimana orangnnya dan orang mana dia. Karena pada saat dicari dimesin pencari seperti Google, Bing, Yahoo, Starpage dll. Tidak ada penjelasan berarti tentangnya. Lembaga ini tergolong berani, itu dari perekrutan yang dilakukan setara terang-terangan dan menurut info yang saya dapat, bahkan Lembaga ini belum ada ijin resmi dari Pemerintah. Menurut peraturan Menteri dalam Negeri no.5 tahun 2007. Lembaga Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud, dapat dibentuk atas prakarsa masyarakat dan/atau alas prakarsa masyarakat yang difasilitasi Pemerintah melalui musyawarah dan mufakat. Dari point diatas dapat kita simpulkan pembentukan dari sebuah Lembaga Kemasyarakatan harus difasilitasi oleh Pemerintah. Dalam